PRESERVE OUR CORALS Program Transplantasi Karang- WELCOME TO CORALS TRANSPLANTATION SITE "Lestarikan Terumbu Karang - SUPPORT OUR CORALS " BAHARU MINDA BAHARI

Jumat, 06 Maret 2009

PAKET MEMANCING DI LAUT PULAU ABANG

MUSIM TIMUR IKAN DATANG
AYO MEMANCING !!!

300.000/orang (Minimal 10 orang)

includes :
1 x makan
1 x makan ikan-ikan segar
lifejacket
boat

untuk jadwal,dll contact : (mr. andre - 753 4909/ 0852 6426 0206)

Kita Ketemuan di Cakang ya !

Senin, 09 Februari 2009

PAKET MENYELAM

PAKET LIBURAN BATAM 2009
SIAP-SIAP MASUK KE AIR !!!!!!!!!!!!!!!!
MUSIM TIMUR TELAH TIBA !!!
GO DIVE
AND
ENJOY THE NEW ADVANTURE

HANYA : RP 550.000 ( 5 ORANG MIN)

MENYELAM DI 3 LOKASI BERBEDA DI SEKITAR PULAU ABANG
PLUS MAKAN SIANG PLUS ASURANSI

HUB : ANDRE (0778 7534909/0852 6426 0206)

NNN... KITA KETEMUAN DI CAKANG...




Jumat, 26 Desember 2008

Sekilas Kota Batam


Sumber www.wikipedia.org


Kota Batam adalah salah satu kota di Provinsi Kepulauan Riau. Kota Batam merupakan sebuah pulau yang terletak sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran internasional. Kota ini juga begitu dekat dengan Negara Singapura dan Malaysia. Kota Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk, namun kini telah berpenduduk 713.960 jiwa.
Sejarah

Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat sejak tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu. Pada dekade 1970-an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita Batam(BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam Seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam, pada dekade 1980-an, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah kecamatan Batam yang merupakan bagian dari kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya Batam yang memiliki tugas dalam menjalankan administrasi pemerintahan dan kemasyarakatan serta mendudukung pembangunan yang dilakukan Otorita Batam. Di era Reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor 53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah otonomi yaitu Pemerintah Kota Batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam
Geografis

Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini memiliki luas wilayah daratan seluas 715 km² atau sekitar 115% dari wilayah Singapura, sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 1.570.35 km². Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 bderajat celsius. Kota ini memiliki dataran yang berbukit dan berlembah. Tanahnya berupa tanah merah yang kurang subur.

Batas-batas Kota Batam:

* Sebelah utara berbatasan dengan Singapura dan Malaysia
* Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Daik-Lingga
* Sebelah timur berbatasan dengan Pulau Bintan
* Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten karimun

Penduduk
Suku Bangsa

Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Beberapa suku yang dominan adalah suku Melayu, Minang, Batak, Makassar, Jawa, Flores, Tionghoa dan lain-lain. Dengan berpayungkan budaya melayu dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, Kota Batam menjadi kondusif dalam menggerakan kegiatan ekonomi, sosial politik serta budaya dalam masyarakat. Hingga tahun 2006, Batam telah berpenduduk lebih dari 700.000 jiwa dan memiliki laju pertumbuhan penduduk yang cenderung stabil. Dalam kurun waktu tahun 2001 hingga tahun 2005 memiliki angka pertumbuhan penduduk rata-rata 6 persen pertahun.
Agama

Islam adalah agama mayoritas di Kota Batam. Mesjid Raya Batam yang terletak di tengah kota, berdekatan dengan alun-alun, kantor walikota dan kantor DPRD menjadi simbol masyarakat Batam yang agamis. Agama Kristen dan Katholik juga banyak dianut oleh masyarakat Batam, terutama yang berasal dari suku Batak dan Flores. Agama Budha kebanyakan dianut oleh warga Tionghoa. Batam memiliki Vihara yang konon terbesar di Asia Tenggara, yaitu Vihara Duta Maitreya.
Bahasa

Bahasa Indonesia(melayu) digunakan sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Bahasa daerah juga digunakan oleh para penduduk yang berasal dari daerah lain, seperti bahasa Minang, bahasa Batak, bahasa Jawa, bahasa Makassar, dan juga bahasa Tionghoa. Hal demikian terjadi karena Batam adalah tempat berbagai suku bangsa bertemu
Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional menjadikan wilayah ini andalan bagi pemacu pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun bagi Provinsi Kepulauan Riau. Beragam sektor penggerak ekonomi meliputi sektor komunikasi, sektor listrik, air dan gas, sektor perbankan, sektor industri dan alih kapal, sektor perdagangan dan jasa merupakan nadi perekonomian kota batam yang tidak hanya merupakan konsumsi masyarakat Batam dan Indonesia tetapi juga merupakan komoditi ekspor untuk negara lain. Keberadaan kegiatan perekonomian di Kota ini juga dalam rangka meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Kota Batam sebagai pelaksana pembangunan Kota Batam bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kota Batam serta keikutsertaan Badan Otorita Batam dalam meneruskan pembangunan, memiliki komitmen dalam memajukan pertumbuhan investasi dan ekonomi Kota Batam, hal ini dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman ketiga instansi tersebut, yang kemudian diharapkan terciptanya pembangunan Kota Batam yang berkesinambungan. Batam, bersama dengan Bintan dan Karimun kini telah berstatus sebagai Kawasan Ekonomi Khusus(KEK). Dengan ini diharapkan dapat meningkatkan investasi di Batam yang pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintahan
Walikota

Dalam mewujudkan demokratisasi dan kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan di kota Batam, pada bulan Januari 2006 yang lalu, diselenggarakan pemilihan walikota dan wakil walikota Batam. Melalui proses yang tertib dan aman, maka terpilih dan ditetapkannya Drs. H. Ahmad Dahlan dan Ir. Ria Saptarika sebagai Walikota dan Wakil Walikota Batam periode 2006-2011.
Pembagian Wilayah

Kota Batam terdiri dari dua belas kecamatan, yaitu:

* Kecamatan Batam Kota
* Kecamatan Nongsa
* Kecamatan Bengkong
* Kecamatan Batu Ampar
* Kecamatan Sekupang
* Kecamatan Belakang Padang
* Kecamatan Bulang
* Kecamatan Sagulung
* Kecamatan Galang
* Kecamatan Lubuk Baja
* Kecamatan Sungai Beduk

Pendidikan

Kota Batam memiliki banyak sekolah negeri dan swasta mulai dari tingkat SD hingga SMA. Perguruan Tinggi Negeri di Batam adalah Universitas Maritim Raja Ali Haji(UMRAH). Selain itu terdapat banyak perguruan tinggi swasta seperti Universitas Internasional Batam(UIB), Universitas Batam(Uniba), STIE Ibnu Sina, STT Bentara Persada, Universitas Riau Kepulauan (Unrika) dll.


Akses ke Batam

Akses menuju Kota Batam dapat ditempuh melalui jalur udara dan laut. Melalui jalur udara, Batam dapat dicapai melalui Bandara Internasional Hang Nadim yang melayani rute penerbangan langsung dari banyak kota di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Padang dll. Batam juga memiliki empat pelabuhan ferry internasional yang menghubungkannya dengan Singapura dan Malaysia
Pariwisata

Jembatan Barelang yang menghubungkan pulau Batam dan pulau Rempang, serta pulau Galang

Kota Batam sebagai kota pariwisata, menyajikan aneka bentuk sarana wisata yaitu wisata laut dan pantai, wisata seni dan budaya, wisata belanja, wisata ekonomi dan konferensi, serta wisata kemanusiaan. Didukung oleh tersedianya fasilitas hotel dan resort dengan standar berkelas internasional serta aneka peristiwa yang disusun dalam Kalender Kegiatan Kepariwisataan Kota Batam sehingga diharapkan dapat menjamin kenyamanan dan kepuasan wisatawan domestik maupun mancanegara dalam berkunjung ke Kota Batam.

Tempat-tempat wisata di Batam:

* Jembatan Barelang (Ikon Kota Batam)
* Bekas kamp pengungsi Vietnam di pulau Galang
* Pantai Nongsa
* Pantai Melur
* Pantai Sekilak
* Pantai Marina City
* Tanjung Pinggir (terdapat patung Dewi Kwan-Im raksasa)
* Berbagai resort berstandar internasional yang menyediakan fasilitas hotel, golf dll.



Tempat-tempat wisata Belanja:

* Komplek Nagoya
* Komplek Jodoh
* Mega Mall
* Nagoya Hill Mall
* Batam City Square(BCS) Mall
* Diamond City(DC) Mall
* Lucky Plaza (Pusat penjualan HP)
* Mymart (Pusat penjualan Komputer)
* Dll.

Senin, 15 Desember 2008

Asalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Salam Sejahtera,


Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan dari teman-teman tentang kelanjutan pertemuan alumni Ilmu Kelautan UNRI.
Saya menyampaikan atas nama Panitia Pelaksana bahwa pelaksanaan kegiatan Peringatan 2 Dekade IK UNRI sekaligus syukuran dan pembentukan Ikatan Alumni IK UNRI akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Desember 2008
Tempat : Hotel IBIS Pekanbaru
Waktu : 13.00-17.30 (Acara Dialog dan Pembentukan Ikatan Alumni IK)
18.30-23.00 (Malam Kekeluargaan)

Untuk itu teman-teman sekali lagi saya mohon untuk mengkonfirmasikan kedatangannya sehingga acara semakin baik dengan banyaknya teman-teman yang datang untuk menyampaikan ide-ide.


Terima kasih

Yales Veva Jaya Mahe
Deddy Adrian Kusuma (IK'90)

Hubungi sekretariat : 07618349542
(Renal, Hary atau Riki)

Rabu, 03 Desember 2008

Karang Buatan Sambut Wisata Batam

Pulau Abang, 2 Desember 2008 (Penghujung Tahun " Tuhan izinkan kami untuk tetap dapat memelihara bumi ini")

Subuh kami telah bangun berkemas dan mandi agar hilang kantuk yang menggandul di mata. Lantas berdoa agar hari ini diberi keselamatan oleh-Nya, Tak lupa sarapan bubur kacang hijau sebagai pengganjal perut pagi itu.
Thunder hitam itu kami geber agar tidak terlambat menuju ke lokasi keberangkatan bersama. Maklum, hari itu kami hanya sebagai relawan sehingga menumpang bersama rekan yang melaksanakan proyek karang buatan di Pulau Abang Kecamatan Galang. Teh hangat menjamu kami sesampainya di teras rumah seorang teman di Griya permata Batu Aji.

Usai menghangatkan perut tepat 8.30 pagi kami mulai bergerak menuju ke Pulau Abang. Perjalanan kami sedikit tertunda karena ada pembuatan gorong-gorong. Sesampainya di Simpang Tembesi kami berhenti sejenak untuk membeli air tawar dalam kemasan. Sederetan kedai menjajakan produk yang sama. Mereka menunggu pembeli yang hendak menuju barelang.
Taksi-taksi sebagai sarana transportasi alternatif menuju jembatan enam telah parkir menunggu penumpang.

Sayangnya, kami mendengar berita bahwa mobil tim Critc (Coral Reef Training and Information Centre) Coremap II Batam mengalami kerusakan. Kami memberikan solusi agar mencharter carry atau mobil lain. Namun, tim Critc tetap berupaya memperbaiki mobil. Kami bergerak menuju jembatan enam mendahului tim Critc sembari berdoa agar tim tetap dapat berangkat dengan selamat.

Perjalanan kali ini cukup santai dengan kecepatan hanya 50-60 Km/jam, sembari menunggu tim Critc. Namun, kami belum juga tersusul. Akhirnya kami tiba di Pelabuhan Cakang yang dimiliki oleh seorang tauke dari Pulau Abang. Jalan yang kami lalui tetap seperti 2 tahun yang lalu, kerikil tajam !.

Tak terlihat Kapal penjemput karena masih dalam perjalanan. Tiba-tiba anjing-anjing penjaga pelabuhan menyalak "gukk..gukk... !!, rupanya ada temannya, kera menggelayut di pepohonan bakau. Tak kalah riang mempermainkan anjing yang tak sanggup mencapai bakau karena air pasang cukup tinggi. Pemandangan cukup membuat kami tersenyum setelah satu jam lebih menyusuri jalan raya barelang.

Tak lama kapal penjemput pun datang. Beberapa pemuda yang sumringah tampak menyambut kami dengan seucap sapaan hormat, "bertanya apa kabar ?", dan kami tak kalah semangat menyahut dengan senyum yang hangat, "alhamdulillah baek". Kami pun bercengkerama dengan pemuda-pemuda dari Pulau Abang.
Storm merah meluncur dari jalan satu-satunya curam ke pelabuhan. Tim Critc akhirnya bergabung sementara perlengkapan selam mulai berangsur dipindahkan ke kapal.
Mesin Kapal dihidupkan dan nahkoda mengarahkan haluan menuju ke Pulau Abang.
Setibanya di lokasi air laut masih dalam kondisi pasang. Sehingga tim menunda rencananya. Kapal akhirnya berbelok arah menuju Pulau Abang. Setibanya di sana kami disambut oleh Ketua LPSTK Pulau Abang, Rahmad. Percakapan dilanjutkan dengan makan siang sementara sebagian tim menuju ke Kampung untuk melihat pengaruh pasang. Pasang lebih tinggi dari hari-hari biasa. Sasardi, Ketua RW mengatakan bahwa pernah terjadi air pasang lebih tinggi pada tahun 2002. Sehingga beberapa rumah penduduk terendam air. Ini biasanya terjadi lima tahun sekali. Akhirnya kami tiba di Masjid kampung sembari menunaikan kewajiban dan berharap agar hari ini dapat kami lalui dengan baik dan dalam lindungan-Nya. Maklum saja kegiatan selam merupakan kegiatan yang penuh resiko. dan Laut bukanlah media hidup manusia...

Siang itu cuaca cukup bersahabat. Berbekal pisang goreng yang diborong dari tengah kampung akhirnya tim dihantar ke lokasi karang buatan. Karang buatan dibuat oleh pemuda Pulau Abang sebanyak 42 kotak. Bahan dasarnya adalah campuran semen, kerikil dan pasir. Pembuatannya bertempat di Pulau Hantu. Pemuda Pulau Abang telah cukup berpengalaman dalam upaya penyelamatan terumbu karang.
Tim penyelam mempersiapkan scuba dan bersiap-siap untuk penyusunan karang buatan. Karang buatan itu telah diturunkan oleh pemuda sebelum tim datang. Sehingga tugas tim penyelam tinggal menyusun kubus-kubus tersebut menjadi sebuah piramid.
Pekerjaan di bawah air merupakan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi yang tinggi, daya apung yang cukup stabil serta komunikasi dan kerjasama tim. Arus mengalir deras di permukaan sehingga mempengaruhi kerja tim penyelam. Satu persatu kubus disusun menjadi sebuah piramid.
Ikan-ikan karang menemani kami bekerja. Lalu lalang ikan-ikan tersebut dan memompa semangat kami untuk memberikan ikan-ikan ini rumah barunya. Seperti tim bedah rumah, kami bekerja ekstra karena persediaan tabung terbatas maka pekerjaan ini dilakukan dengan cukup hemat waktu.
Beberapa penyelam memisahkan diri melihat sedikit pemandangan menakjubkan di sekitar karang buatan. Undukan karang acropora membentuk formasi yang demikian indah. Tim menyebut ini sebagai candi borobudur. Kami pun berharap kelak karang buatan ini menjadi salah satu yang indah pula dan menjadi sarang bagi ikan-ikan di sana. Terima kasih Tuhan yang telah memperkenankan kami melihat sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Mu..
Karang buatan diletakkan di tiga lokasi yang berbeda. Kondisi dasar perairan bervariasi dari yang berpasir hingga yang ditumbuhi lamun yang berlumpur. Ini sebagai bagian penelitian untuk melihat pengaruh lokasi terhadap pertumbuhan karang tersebut.
Keruhnya air, derasnya arus surut tidak membuat kami surut. Suasana semakin mengharukan melihat pemuda-pemuda dipelopori oleh Ketua LPSTK Pulau Abang begitu menyelami makna kegiatan ini. Bahu membahu mereka menyusun kubus terakhir. Kubus yang mereka toreh nama Ria Saptarika, sebagai bukti harap dan bakti mereka terhadap pemimpin dan lingkungan mereka. Harapan mereka agar pemimpin mereka turut peduli dengan lingkungan. Materi menjadi kecil di tengah semangat ini..
Ketiga susunan piramid telah sukses berdiri megah di perairan ini. Memberi alternatif bagi ikan-ikan karang untuk bermain dari tempat mereka yang lama.
Pemuda Pulau Abang kembali memberikan dedikasinya bagi upaya penyelamatan lingkungan. Mereka menjadi relawan dalam penanaman artificial reef yang disponsori oleh Critc Coremap II Kota Batam dibantu oleh laksanas.
Penyusunan karang buatan ini menguras tenaga namun senyum terus mengembang mengiringi kepergian kami menuju pelabuhan Cakang untuk beranjak ke Batam senja itu.


laksanas ((anggota Laksana Samudera)

Rabu, 27 Agustus 2008

Dwi Lomba Juang Pulau Abang-Air Saga

Pengembangan Usaha Jasa Wisata
Pulau Abang, 25 Agustus 2008
Sempena HUT Republik Indonesia ke 63 dan promosi wisata Kelurahan Pulau Abang, Karang Taruna Pulau Abang mengadakan Dwi Lomba Juang. Dwi Lomba Juang merupakan paduan antara lari dan renang untuk memperebutkan bendera merah putih di salah satu pulau di sekitar Pulau Abang.
Ledi, ketua panitia lomba menyatakan bahwa peserta diharuskan lari dari Kampung Air Saga menuju ke kampung Pulau Abang dengan jarak sekitar 3 Km kemudian dilanjutkan dengan renang melintasi selat Pulau Abang dan Pulau Hantu menuju ke Pulau Hantu dengan jarak sekitar 1 Km. Kegiatan ini harapannya menjadi even rutin untuk mendukung Visit Batam 2010.
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam HUT RI 63. Kegiatan ini merupakan kegiatan pertama yang dilakukan di Pulau Abang. Karang taruna terdiri atas banyak komponen pemuda yang terdiri atas kelompok penanam karang, unit usaha jasa wisata serta pemuda Pulau Abang. Mereka meleburkan diri untuk mensukseskan kegiatan ini.
Alhamdulillah, kegiatan usai dilaksanakan walau dengan kondisi peralihan musim dimana hujan menjadi penghalang. Salah satu syarat lomba terpaksa dibatalkan karena medan lari jalan setapak yang menghubungkan antara Pulau ABang dan Air Saga licin dan membahayakan. Panitia akhirnya berinisiatif membatalkan salah satu agenda lomba. Akhirnya kegiatan yang digelar hanya renang dari Pulau Abang ke Pulau Hantu. Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 30 orang yaitu dari Pulau Abang dan Air Saga. Peserta terbanyak diikuti oleh Pulau Abang. Sayangnya tetangga satu kelurahan Pulau Abang, yaitu Pulau Petong tidak mengirimkan pesertanya.
Sayangnya peserta dari Dinas Pariwisata, KP2, Penyuluh, fasilitator CBM Coremap II dan kecamatan Galang tidak mengirimkan pesertanya walaupun undangan telah disampaikan. Beberapa media lokal telah pula diinformasi tentang kegiatan ini, namun juga tidak kelihatan. Maklumlah karena panitia memang tidak menyediakan transportasi, konsumsi dan uang jalan. Akhirnya jadilah kegiatan ini menjadi pesta rakyat di Kelurahan Pulau Abang. Walaupun begitu ini tidak mengurangi semangat masyarakat dalam menyelenggarakan kegiatan ini.
Riuh rendah penonton menyemangati para peserta. Orang tua sampai anak-anak, Kaum lelaki dan perempuan.
Ada peserta karena begitu bersemangat harus menyerah dengan mengangkat tangan. Ada juga peserta yang salah arah. Waktu terbaik menempuh jarak ini yaitu 35 menit, yang dicapai oleh Senen peserta dari Air Saga, diikuti oleh Adam Pulau Abang, yang mengejutkan La Topi dengan usia mendekati 70 tahun berhasil menempati urutan III mengalahkan para peserta pemuda.
Ini tentu menunjukkan sebuah perjuangan, betapa merah putih yang diperebutkan telah membakar semangat La Topi untuk turun serta bersama pemuda. Usia memang tua tetapi tidak dengan semangat yang tetap terus muda.
Bahkan banyak perserta menyerah setelah bendera berhasil diraih oleh sang juara peserta. Mereka satu persatu naik ke atas pompong/ perahu yang telah disediakan panitia.
Panitia mengerahkan 5 unit pompong, 10 unit perahu serta 2 boat dari Pokmaswas dan Angkatan Laut untuk mengawasi dan mengamankan lomba ini.
Panitia menyediakan hadiah dengan total nilai 2,5 juta. Namun, bukan hadiah ini sepertinya yang menjadi daya tarik namun tantangan lomba ini yang menyeberangi laut untuk menuju Pulau.
Dwi lomba juang ini merupakan sarana bagi para pemuda Pulau Abang untuk menyelenggarakan even wisata. Kegiatan ini disponsori oleh Laksana Samudera juga atas kerja keras Karang Taruna Pulau Abang yang juga didukung oleh Lurah Pulau Abang Hamdayani, SPi dan Ketua LPSTK Pulau Abang Hamdayani, LIPI, CRITC Coremap, dll.
Masyarakat berharap kegiatan ini terus diadakan. Tim transplantasi Karang mengucapkan selamat bagi Karang Taruna Pulau Abang yang telah berhasil menyelenggarakan kegiatan ini.

Jumat, 22 Agustus 2008

Pembentukan Unit Usaha Jasa Wisata

Pengembangan Usaha Jasa Wisata

Pulau Abang, 12 Juli 2008


Menghadapi rencana pemerintah Kota Batam untuk lokasi Kelurahan Pulau Abang sebagai kawasan wisata bahari, maka perlu dibuat suatu badan tersendiri yang mengelola wisata di Pulau Abang. Pengelolaan wisata akan terorganisir dan memudahkan pengembangan, pengawasan dan pelaksanaan wisata Pulau Abang.
Kelompok penanam Karang sebagai kelompok pioneer telah menarik banyak pemuda di Pulau Abang dalam berbagai kegiatan.
Dari beberapa waktu pendampingan kelompok ini layak untuk dikembangkan menjadi kelompok yang berorientasi wira usaha tapa meninggalkan tujuan utama dalam konservasi. Agar keberadaan kelompok menjadi jelas dan untuk memudahkan kerjasama dan pengawasan maka kelompok ini berada di bawah naungan LPSTK (Lembaga Pengelola Sumberdaya Terumbu Karang).
Proses awal dari penguatan kelompok adalah tim melakukan diskusi dengan Fasilitator Coremap II Pulau Abang dan Ketua LPSTK apakah penguatan Kelompok penanam karang dapat dilakukan dan tidak bertentangan dengan AD/ART LPSTK. Ketua LPSTK dan FF mendukung rencana penguatan kelompok.
Pengurus unit usaha jasa wisata adalah gabungan dari kelompok penanam karang, kelompok kerajinan Rangan dan kelompok sadar wisata (bentukan dinas pariwisata). Penggabungan ini diinisiasi tim agar terjadi keselarasan program kerja kelompok sadar wisata dan unit usaha jasa wisata.